Winnie The Pooh Glitter

Jumat, 06 April 2012

Because Of You (cerpen by vie&mutia)

Autor : - Vierevi vigkacia, dan – Mutia Rachel
Tittle  : Because Of you


Jerelly luchya frans p.o.v

disaat hujan...
Disaat salju datang...
Disaat musim gugur...
Disaat musim semi...
Aku hanya bisa melihat tanpa bisa merasakan...
Aku ingin seperti mereka bermain hujan dan salju, Seperti nya itu mengasyikkan, Namun aku takut, Aku terlalu pengecut untuk melangkahkan kaki ku keluar rumah. Aku menghabiskan waktu ku hanya dirumah, Aku hanya bisa melihat dunia luar hanya lewat tv dan internet, Kurasa itu sudah lebih dari cukup.

Aku begini karna pristiwa 12 tahun yang lalu. Saat aku berumur 5 tahun. Pristiwa itu yang membuat aku takut akan dunia luar, Membuat aku lemah jika aku melangkahkan kaki keluar pintu. Disaat nyawa mom terenggut hanya karna penjahat tak punya otak itu.

Ya mom ku telah meninggal karna penjahat yang kabur dari penjara, Mereka adalah penjahat buronan polisi.

Ketika itu Disaat perjalan ingin menjemput dad ku di bandara. Para penjahat itu menghadang mobil ku dan mom. Dan mereka mengambil semua uang mom ku dan juga perhiasan dan setelah itu mereka membunuh mom ku didepan mata ku sendiri. Tapi untung saja pada waktu itu aku masih bisa melarikan diri.

Itu yang membuat aku takut untuk keluar rumah, Itu membuat aku trauma. Apa lagi ketika itu diberitakan telah berjatuhan korban karna ulah penjahat itu. Kejadian itu selalu saja terekam bagaikan film yang akan terputar lagi jika aku melangkahkan kaki keluar rumah.

Hmm pasti kalian bertanya-tanya jika aku selama 12 tahun ini aku tak pernah keluar rumah berarti aku tak pernah mendapatkan pendidikan maksud nya aku tak bersekolah seperti anak-anak yang lainnya. Mmm tenang saja, walaupun aku tak pernah keluar rumah selama 12 tahun, aku masih dapat mengenyam pendidikkan walau aku hanya home schooling.

Walaupun 12 thn ini aku tak keluar rumah, bukan berarti aku dirumah merasa bosan dan kesepian. Dirumah ini mempunyai pasilitas yang lengkap, Dan juga selalu ada kakak tercinta ku, ya dia adalah julio luchyo frans. Dan satu lagi aku juga mempunyai sahabat, Dia begitu baik pada ku. Dia Yang selalu hadir disaat aku membutuhkan nya. Selama 12 tahun ini dia lah yang selalu mengunjungi ku, Menghibur ku disaat aku mulai bosan.

“heyyy kau sedang memikirkan apa??” tanya seseorang lelaki tiba-tiba muncul bagaikan jelangkung yang datang nya tak diundang pulang nya pun tak diantar. Itu membuat ku terperanjat dari duduk ku. Aku sangat kaget sekali, Entah lah yang pasti nya muka ku saat ini pasti sangat terlihat bodoh.

“hahahahah wajah mu lucu sekali.” kata lelaki itu sambil tertawa terbahak-bahak. Aku rasa urat ketawa nya sudah putus, Ya sehingga membuatnya tak berhenti tertawa. aku hanya memandang nya kesal.

30 menit kemudian...

sudah setengah jam dia tertawa namun tak ada tanda-tanda jika tawa nya akan berhenti. telinga ku telah panas dan mungkin berasap ketika mendengar tawa nya yang seperti kakek lampir,,(?)

akhir nya dia menyudahi tawa nya. Walaupun dia tak sepenuhnya selesai tertawa.

“sudah selesai?? Apakah kau mau tertawa lagi mr. Justin drew bieber??” tanya ku dengan nada sinis, mata ku menatap tajam mata hazel nya. Itu membuat nya bergidig ngeri
"haha aku sudah capek..” katanya dengan diselingi sedikit tawa kecil
aku hanya terdiam memandangnya tajam,Posisi justin sekarang 1 meter didepan ku.


“heyyy ayo lah.. kau tak asik sekali sih, jangan menatap kuseperti itu” kata justin yang mulai salah tingkah dengan tatapan tajam ku yang tak sedikitpun berkedip menatapnya. Kulihat dia celinguk-celingukan tak karuan.

“jerelly berhenti lah menatap ku seperti itu, Kau membuat ku takut, Tatapan mu seperti singa yang sudah siap memakan mangsanya.” kata justin gelagapan.

Sumpah demi apapun wajah justin sangat bodoh sekali. :P

Itu membuat ku tertawa terpingkal-pingkal...
“Bhahahahahahahahahahahahhahahahahahahahaha”
Dan suara tawa ku berhasil memecahkan pas bunga yang berada disebelah ku dan membuat rumah ku runtuh dan kaca jendela ku pun juga ikutan pecah, Ohh oke lah itu begitu belebihan.. Ohh lupakan...#

“heyy stooooppppp !!!” kata justin menutup mulut ku...
dan ketika itu aku berhenti tertawa.
“nah kalau seperti inikan enak” kata justin dengan senyuman kemenangan dan tangan nya masih membekap mulutku Dan justin pun melepas kan tangan nya...

“Bhahahahahahahahahaha” ketika itu tawa ku keluar lagi dan kali ini membuat dunia kiamat...(?)

***

aku dan jutsin sedang berada di bioskop mini milik pribadi ku sendiri. Yah dad membuatkan bioskop ini agar aku merasa tak bosan dirumah.

“jerelly apakah kau akan terus seperti ini??” tanya justin tiba-tiba kepadaku. Itu membuat aku mengalihkan pandangan ku kearah nya dan kembali lagi menatap layar bioskop
“seperti ini apanya??”  tanya ku datar dan masih terfokus kelayar bioskop.
“yahh apakah kau akan menghabiskan seumur hidupmu berada dirumah, tanpa melihat perkembangan diluar sana” kata justin serius..
Itu membuat aku mengalihkan pandangan ku menatapnya
“justin kau mungkin telah tau jawabannya, Telah bekali-kali kau tanyakan ini, Dan jawaban nya masih sama” kata ku enteng dan kembali menatap layar bioskop.

Justin p.o.v

Hmmm usaha ku selalu saja gagal ketika aku membunjuk nya untuk keluar rumah. Tapi aku harus berusaha untuk membujuk nya...

Tapi bagai mana cara nya ya???
Hmm sudah semua cara telah aku pakai untuk membujuknya selama 12 tahun ini. Dan hasil nya??? Ya tetap sama!! Dia tetap tak mau keluar rumah.

Hmmm aku tau dia sangat terauma dengan kejadian 12 tahun lalu.  Tapi trauma nya kelewatan sekali!! Sampai-sampai bermain di perkarangan rumah nya saja dia tak mau. Padahal sekeliling rumah nya telah dipagar beton setinggi langit(?) Tapi tetap saja dia merasa takut untuk keluar rumah.

Hmm what should i do??

Aha...??
Tiba-tiba ada lampu di otak ku. Idepun bermunculan memenuhi otakku. Kurasa ide ini adalah ide yang bagus. :)
Aku tersenyum penuh kemenangan..
Tanpa kusadari jerelly menatap kearah ku dengan tatapan yang seperti mengatakan 'kau gila??'
Aku hanya memalingkan wajah ku.Menghindari tatapan nya, Dan kembali menatap layar bioskop.

“huuhhhh anehhh!!” kata jerelyl, Mendengus kesal.

Akhir nya film nya selesai kami pun sekarang berada diruang tamu rumah nya jerelly. Aku dan jerelly sedang asyik memberi makan ikan-ikan yang ada dikolam didepan kami. Ya dirumah jerelly kolam ikan nya berada didalam rumah. Bahkan kolam berenang pun juga berada didalam rumah.

“hhmmm jairell makan kerestaurant yuk?? Aku tau dimana tempat makan yang enak...” kata ku memulai pembicaraan. Aku tau pasti jerelly akan menjawab tidak. Tapi aku berharap ada keajaiban yang membuat jerell mau pergi keluar rumah bersama ku.

jerelly hanya diam tanpa menjawab satu patah katapun... Dia hanya memandang ikan-ikan yang berenang didalam kolam..

“mm jairell apakah kau mau??” kata ku lagi.
“TIDAK” katanya lantang. Hmm kalimat itu sontak membuatku terkejut bukan main. Aku hanya mendengus kesal.

“mmm jika bermain salju diluar?? Apakah kau mau??” tanya ku mengajak nya bermain salju.  Ya karna sekarang sedang musim salju. jerelly hanya diam mematung, Mata nya berkaca-kaca.
Sontak aku memeluk nya erat.
“jerelly maafkan aku yang terlalu memaksakan mu” lirih ku.
“just sebenarnya aku mau, Aku sangat ingin sekali Tapi aku takut.. Aku takut..” lirih jairell.
“ya aku mengerti”

***

Author p.o.v

Masih tetap sama...
Justin selalu bersih keras membujuk jerelly untuk keluar rumah. Namun jairell masih tetap saja tak mau, dia masih keras dengan pendirian nya.

Jerelly p.o.v

“kak apakah kau ingin pergi??” tanya ku pada kakak ku yang sedang membereskan bajunya dan memasukkannya kekoper
“ya jerelly, maaf kan kakak yang tak bisa menemani mu lagi..” ucap julio pada ku
“hmm kau akan kembalikan??” kata ku, Dan air mata yang telah menumpuk di pelopak mata ku.
“ya tentu sayang, Aku akan kembali jika aku telah mendapatkan gelar dokter :D” ucap julio tersenyum, Namun senyumannya luntur ketika melihat air mata yang telah membanjiri pipiku.
“jerelly kau jangan menangis,,,” dan julio pun memelukku.
“kak jika kau tak ada, aku akan merasa kesepian dirumah..“ ucap ku sesegukan.
“tenang.. Kan masih ada justin.. Yang selalu ada buat mu” aku hanya mengangguk.

Kak julio telah pergi.
Aku tak ikut mengantarkan nya kebandara.
Aku hanya termenung diam dirumah..
Namun aku berniat ingin keluar rumah..
Aku harus bisa..
Yah aku harus bisa..

Aku melangkahkan kaki menuju pintu
aku menarik nafas panjang sebelum membuka pintunya, aku pun memegang gagang pintu dan membukanya perlahan Hawa sejuk langsung menyeruap, Tiba-tiba ada rasa yang aneh menghampiriku, rasa ketakutan itu. Itu membuat aku terhuyung jatuh kelantai.

***

Justin p.o.v

aku sedang menuju rumah jerelly.. Aku membawakan sesuatu untuknya. Dan kurasa dia pasti senang dengan apa yang aku bawa
ketika sampai diperkarangan rumah Jerelly, kulihat pintu rumah nya terbuka lebar..
Tak biasanya jerelly membiarkan pintu rumah nya terbuka seperti itu. 

“Jerelly?” ucapku, Aku kaget melihat seorang gadis tergeletak lemah didepan pintu rumah Jerrely, dan itu Jerrely.
“Jerelly? Apa yang terjadi padamu? Kau kenapa?” aku membopong tubuh Jerelly kedalam rumahnya. Aku cemas, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi terhadap Jerelly. Jerelly hanya sendirian dirumahnya, Kak Julio sudah pergi.
“Mom..Mom.. jangan pergi, kau harus menemaniku” Jerelly mengigau.
“Jerelly bangun.. kau kenapa? Aku mendapati kau terbaring didepan pintu, apakah ada seseorang yang melukaimu? Atau mengganggumu?” tanyaku cemas.
“Tidak Just, ini salahku, aku mencoba untuk keluar. Aku ingin menjadi seperti remaja biasa yang menikmati masa mudanya dengan pergi keluar bukan hanya berdiam di dirumah, tapi.. aku tidak bisa, rasa ketakutan itu selalu datang dan tadi aku pingsan. Aku teringat akan kejadian itu” jelas Jerelly, dia menangis. Aku sungguh tak tega padanya.
Aku memeluknya, aku tak ingin dia bersedih.


Author p.o.v

“Aku tau kamu bisa, tapi jangan mencoba apabila masih ada keraguan dalam dirimu, aku pasti akan terus berada di sampingmu percayalah”
“kau berjanji?”
“iya, dan coba lihat apa aku bawa untuk mu”
“kucing? Ya Tuhan.. dia lucu sekali. Kau memberikan ini untukku?” Jerelly tersenyum bahagia, dia sangat menyukai kucing. Bisa dibilang Jerelly adalah pecinta kucing.
“aku memberikan ini untukmu, sebagai pengganti diriku kalau kau merasa sepi, Aku mungkin akan mengunjungi setelah aku pulang sekolah, jadi kau tidak usah merasa kesepian sekarang” jelas Justin.
“Justin.. terima kasih”

Jerelly begitu bersemangat dengan hadiah pemberian Justin, sampai-sampai Jerelly memeluk Justin denga erat, Justin seperti merasa tercekik dengan pelukan Jerelly yang begitu erat.
“Jer..Jer..Jerelly.. aku tidak bisa bernafas”ucap Justin dengan tarikan nafas yang tidak beraturan.
“Ahh.. sorry Justin, aku terlalu bersemangat. Ini hadiah terbaik” ucap Jerelly yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Lupakan, kita kekolam renang yuk, aku juga membawa puding kesukaanmu dan sekalian kita berpikir nama yang tepat untuk kucing ini” ajak Justin yang kemudian dibalas dengan anggukan kepala Jerelly.

***

Jerelly p.o.v

Justin Bieber, sungguh bangga aku bisa mengenalnya, teman yang begitu baik bahkan perhatian padaku. Aku tidak bisa berpikir bagaimana hari-hariku ini bila tanpa dirinya. “Jadi setuju apabila nama kucing ini Jelly?”ucap Justin yang sedikit membuyarkan lamunanku.
“Hah? Jelly? Bukankah itu nama makanan?Hahahaha. Kau lucu Mr.Bieber”
“Aku bukan pelawak, Jelly itu singkatan dari nama kita berdua Justin-Jerelly”
“Waw.. kau pintar. Aku setuju dengan nama itu” Aku memberikan applause pada Justin, anak ini benar-benar pintar.
“kau berlebihan.. tapi memang benar, aku pintar. Hahaha” Suasana pun menjadi tenang, aku hanya sibuk mengelus-ngelus bulu si kucing Jelly, sedangkan Justin memakan puding nya sambil melamun.

***

Justin p.o.v

Sebenarnya ini, aku ingin mengajak Jerrely untuk keluar rumah, aku ingin agar traumanya itu hilang dan bisa seperti anak remaja yang normal. Namun aku sedang berpikir bagaimana caranya mengajaknya, aku tahu ini tidak gampang, ini sangat sulit, karena Jerelly pasti menolak dan menolak. Jujur saja aku sedikit lelah untuk mengajaknya.
“Jairell?”
“Umm?”
“Please.. untuk kali ini saja, ayolah.. kita jalan-jalan ke taman dengan membawa Jelly
menikmati salju bersama”
“Aku ingin Just, Aku mau, tapi kau tidak bisa melihat bagaimana keadaanku tadi?”
“Kau harus mencoba sekali lagi, pasti bisa. Ada aku disini”
“Aku tidak mau”
“Jai.. ayolaah” Dengan muka memohon aku harap ini bisa membuat Jerelly tersentuh hatinya(?)
“Tidak” Jerelly menatapku dengan tatapan seperti membunuh, dia memang tidak mau dipaksa untuk hal yang seperti ini.
“Pleaseee”
“Tidak!!!!!” Jerelly membentak, jujur saja aku takut melihat mukanya yang begitu menakutkan ketika marah.
“kalau kau tidak mau, aku mau pulang” ini tidak berbohong namun aku sedikit frustasi karena Jerelly tidak mau untuk keluar rumah, terlalu lelah aku mengajaknya.
“terserah” Jerelly menatapku cuek.

 Aku pun melangkahkan kaki dan meninggalkan rumah Jerelly, rasa kecewa, marah, dan sedih. Aku rasakan saat ini. Aku tahu Jerelly bisa sembuh dari trauma yang berkepanjangan itu.

***

Author p.o.v


Justin sudah pergi, dia kecewa dengan tindakan Jerelly yang tetap tidak mau untuk diajak keluar rumah. Sejujurnya Jerelly, tidak mau menolak tapi hati kecilnya masih takut, trauma yang terjadi beberapa tahun lalu selalu terputar bergitu saja ketika ia mencoba untuk membuka pintu rumahnya. Jerelly sedikit tidak enak terhadap Justin, dia tahu Justin lelah mengajaknya namun ia malah menolaknya tapi dia harus berbuat apa lagi? Jerelly pun menggendong Jelly kucing pemberian Justin kekamarnya.

“Jelly? Bagaimana suasana diluar sana? Menyenangkan kah? Menarik kah? Atau mungkin menakutkan? Atau menyeramkan?”ucap Jerelly terhadap Jelly, namun Jelly tidak menjawab dia hanya terus mengeong seperti layaknya kucing biasa.
“Jelly? Aku kesepian.. Dad bekerja di Belanda, Kak Julio kuliah di Belanda, hanya Bibi dan Justin dan sekarang tertambah kamu menemaniku” Jerelly terus mencurahkan isi hatinya pada Jelly, dia sungguh senang Justin bisa memberikan Jelly untuknya agar tidak merasa kesepian.

***

 Justin p.o.v

Ya Tuhan? Apakah aku harus terus-terusan membujuk Jerelly untuk mau pergi keluar? Aku lelah, aku frustasi semua caraku gagal, Aku hanya ingin dia senang, dia tertawa lepas dan menikmati dunia luar dengan bebas.
“Dzet..dzett” Seseorang meneleponku. “Halo?” “Lissa? Hai.. sekarang? Taman?”“Oke baiklah, aku akan menjemputmu”
Aku harus bersiap menuju taman sekarang, aku akan menemui Lissa, dia temanku hanya teman sebenarnya dia masa laluku, sebelum aku mengenal Jerelly aku berpacaran dengannya namun karena ada banyak sekali kesalahpahaman hubungan kitapun berakhir. “Lissa?”
“Justin.. kau datang juga”
“kapan kau tiba dari
Jerman?”
“kemarin, aku rindu padamu Just” Jujur saja, aku tidak merindukannya, dia
hanya masa laluku, masa lalu itu memang harus dikenang namun bukan kembali lagi kesana. Aku hanya tersenyum. Lissa menggenggam tanganku, aku melepaskan dan berjalan kearah danau.
“Just?”
“Kenapa?”
“Aku rindu saat kita yang lalu, aku masih”
"Ayolah Liss, aku sudah tidak mempunyai rasa itu lagi, itu sudah terlalu lama”
“baiklah kalau itu maumu”
“ya.. aku akan mengajakmu minum kopi dicafe dekat sini, mau?”
“of course” Cafe yang aku maksud itu tepat berada di depan rumah Jerelly, sering sekali aku memperhatikan nya ketika sedang duduk didekat jendela kamarnya yang tertutup rapat. Sebenarnya aku ingin mengetahui apa sedang ia lakukan sekarang.

***

Jerelly p.o.v

Sore yang indah.. hahaha. Lucu memang, aku mencurahkan isi hatiku ke Jelly sampai tertidur begitu pula dengan Jelly. Aku memang tidak keluar rumah, namun aku tidak terlambat menyaksikan suasana sore untuk melihat terbenamnya matahari dari balik kaca jendelaku yang selalu tertutup rapat. Aku sudah duduk melihat kearah jalanan didepan, melihat lalu-lalang mobil dan motor, orang-orang yang mengunjungi cafe didepan rumahku. Dan itu Justin? Pria yang memakai kaos putih itu Justin? Dia tidak datang padaku dan malah duduk minum kopi disana? Huh>-<. Dan bersama wanita? Justin.. kau tega.. kau bilang kau tidak akan membiarkan aku sendiri, apa karena dia memberikan Jelly padaku agar supaya dia sudah lagi mau berteman denganku? Dia lebih memilih dengan wanita itu? Dia siapa? Justin.. kau mengkhianati janjimu, kau tidak menepatinya, kau jahat, aku membencimu.

***

Justin p.o.v

Jerelly? Dia melihatku? Aku tersenyum kearahnya, mukanya berubah menjadi marah, ada apa? Lissa? Pasti dia mengira. AAHHH.. kau bodoh Justin, kau bodoh!!
“Liss? Aku akan meninggalkanmu sebentar saja”
“Umm? Ada apa?”

Aku langsung berlari menuju rumah Jerelly didepan, pembantu rumah Jerelly langsung mempersilahkan aku masuk, Aku langsung menuju kamar Jerelly.

“Jairel!! Kau salah paham!!”
“pergi! Kau jahat Justin, kau bilang padaku bahwa kau akan menemaniku dan akan menjadi temanmu. Aku tahu kau memberi Jelly padaku agar supaya kau sudah tidak mau menemaniku kan? Dan Jelly jadi penggantinya”
“Tidak Jai. Aku terus menemanimu, Jelly sama sekali tidak ada sangkut pautnya!! Jairel.. buka pintunya,, kumohon”
“Kau pergi Just!! Aku tidak mau berteman dengamu!!”
“Jairel kau salah paham”
“PERGGGI!!”

Tubuhku lemas, aku menangis, aku bodoh, aku pecundang, aku menerima ajakan Lissa sebagai pelampiasan karena aku terlalu frustasi terhadap Jarelly. Aku berharap besok Jarelly mau memaafkanku, aku takut Kak Julio akan memarahiku karena membuat Jarelly marah dan kecewa.

Aku kembali dirumah dengat tubuh yang begitu lemas yang dilapisi kekecewaan, sampai-sampai aku meninggalkan Lissa sendiri di cafe, namun dibiarkan saja, karena dia Jerelly marah padaku dan aku juga tahu dia bisa pulang kerumahnya sendiri.

Perasaanku tidak enak, aku tidak bisa tidur. Ini memang masih jam 07:00, Aku pun berniat sekarang ini akan pergi menemui Jarelly
dirumahnya. Jantungku berdebar-debar, aku takut Jerelly akan memandang wajahnya yang pasti sangat kecewa padaku.

***

Author p.o.v

Justin melangkah kerumah Jerelly, mengetuk pintu rumahnya. Untung saja Bibi membuka pintunya.

“Bi.. Jairel dimana?”
“Sedang makan, masuk saja”

“Selamat Malam Jai” ucap Justin dengan diselimuti rasa takut
“untuk apa kau datang kesini?” tanya Jarelly sinis.
“Aku mau minta maaf, kejadian tadi sore itu tidak seperti yang kau pikirkan, aku akan menjelaskan semuanya”
“itu sudah terlalu jelas Just, apa yang akan kau jelaskan lagi?”
“itu salah.. kau salahpaham”
“aku tidak bodoh, sekarang pergi dari rumahku”
“tapi Jairel?”
“tidak pergi sekarang”
“yasudah.. terserah aku akan pergi”
Justin pun meninggalkan rumah Jarelly dengan penuh kekecewaan, dia sedih, dia marah pada dirinya sendiri. Sedangkan Jarelly dia melihat kepergian Justin, sejujurnya dia tidak rela mengusir Justin namun Justin sudah menyakiti hatinya, membuatnya kecewa.

Dengan begitu cepat selera makan Jerelly hilang, ia tidak menghabiskan makanannya, dia menggendong Jelly dan membawa kekamarnya.

***

Jarelly p.o.v

“Jelly.. Justin jahat.. dia mengkhinatiku.. dia tidak mengganggap ku temannya, dia tidak sungguh mau berteman denganku” Aku menangis sekarang, aku bingung apa yang akan terjadi padaku sekarang tanpa Justin, sebenarnya apa yang akan dijelaskan Justin? Itu sudah jelas-jelas dia mengkhianati persahabatan kita.

Perasaanku campur aduk antara marah, kecewa, sedih, menyesal semua itu aku rasakan karena Justin, seorang teman yang menemani masa-masa sulit ku, yang ternyata membuatku kecewa, sangat kecewa.

Tak terhitung berapa banyak air mata yang aku keluarkan saat ini. Kalau mungkin Jelly bisa bicara dia akan bilang “Jairel.. berhentilah menangis, aku tidak suka air” . Hahaha

“Non..” bibi mengetuk pintu kamarku.
“Kenapa Bi?”
“Tadi.. Bibi pergi ke market, trus ada yang kecelakaan, dan Bibi lihat ternyata itu Justin Non, dia ketabrak mobil” Ucap Bibi dengan mimik muka yang diselimuti kesedihan. “Jus..Justin?? serius Bi?” Aku kaget, Keringat dingin mulai bercucuran, aku ingin bertemu dengannya, aku tadi mengusirnya, kalau aku sudah memaafkannya pasti dia tidak akan mengalami kecelakaan. Jairel.. kau bodoh! Kau jahat! Kau..
“Iya Non, dia dilarikan dirumah sakit Anggrek”
“Bi.. aku mau menemui Justin, aku mau melihatnya, tapi.. aku..takut keluar” Aku bingung, ketakutan menyelimuti hatiku, ketakutan karena tidak mau kehilangan Justin dan ketakutan untuk melangkah kan kaki keluar.
“Non.. Justin tidak sadarkan diri, banyak darah yang keluar dari kepalanya” Ya Tuhan.. aku harus bertemu dengannya, aku harus bisa, ini demi Justin.
“Bi.. temani aku kesana”
“Non, serius?”
“Demi Justin”

***

Author p.o.v

Dengan memakai kaos berlengan panjang, Jerelly memberanikan dirinya untuk keluar rumah. Jerelly menggenggam erat tangan pembantunya, dengan sedikit menutup matanya, dengan penuh perlahan, ia melangkahkan kaki pertama didepan pintu rumahnya. Angin malam menyeruap, kulit Jerelly mulai bereaksi merasakan dingin udara malam. Sedikit merinding, dan kejadian yang lalu itu sempat terngiang dikepalanya namun dengan Jerelly menghapus rasa ketakutan itu. Langkah demi langkah yang Jerelly lakukan akhirnya berbuah manis, ia telah sampai dirumah sakit Anggrek, memang rumah sakit ini tidak jauh dari rumah Jerelly, pembantu Jerelly sempat mengusulkan untuk naik bus saja kalau Jerelly lelah, tapi dia menolak. Dia ingin berjalan menikmati suasana malam yang biasanya ia nikmati di balik kaca jendelanya, dan tidak pernah merasakan angin malam.

“Justin!!!” Jerelly berlari menuju kamar yang sudah diberitahu oleh pembantunya. Sebuah ruangan bernuansa putih dan kosong, tempat tidur dari ruangan itu teratur rapi.
“Kosong? Jus-sst-in…” lirih Jerelly lemah. Tubuhnya lemah, air mata mengalir dari matanya, ia hanya terduduk diruangan itu. “Justin.. kau tidak boleh pergi? Cukup Mom saja pergi, Tuhan! Jangan ambil sahabatku. Aku menyayanginya, Justin.. aku keluar rumah hanya untuk dirimu tapi kenapa kau tinggalkan aku?” lirih Jerelly sambil terisak.
“Jadi kau menyayangiku? Tidak memarahiku?” ucap seseorang dari pintu ruangan itu.
“Just..Justiin? Kau tidak apa-apa? Kau..aaaaah” ucap Jerelly kaget, Justin berdiri dengan tubuh yang lengkap tanpa luka sedikitpun.

Jerelly memeluknya erat, Justin pun begitu. “Maafkan aku Jairel.. aku berbohong, aku merencanakan ini dengan Bibi. Aku melakukan ini agar kau bisa keluar rumah, kau bisa terlepas dari trauma itu”
“Justin.. kau tahu aku khawatir. Aku menangis”
“Maafkan aku, aku juga sudah membuatmu marah, itu salah paham. Lissa teman lamaku, dia baru saja dari Jerman dan mengajakku untuk jalan-jalan sebentar, jadi kau sudah memaafkanku?”
“Aku.. salah paham, aku sudah mengusirmu, aku gadis bodoh” Jarelly terisak.
“Tidak, kau gadis special dalam hidupku, aku selalu senang ketika didekatmu, aku mencintaimu”ucap Justin dengan memandang mata Jarelly penuh kelembutan. “Aku juga, aku mencintaimu”
“Would to be mine?’ tanya Justin dan kemudian meraih kedua tangan Jarelly.
“yes, sure” Jerelly tersenyum bahagia, dia memeluk Justin erat seperti tidak mau kehilangan Justin. Justin juga begitu. “sekarang, kau sudah sembuh dari trauma itu. Jadi bagaimana kalau besok kita pergi ke taman?”
“ahaha iya aku mau” ucap Jerelly bersemangat.

Cinta yang sejati, adalah cinta yang mau menerima kamu apa adanya, yang mau bersedia mengajarimu, bersedia melakukan apapun demi dirimu, mau berkorban walau terkadang itu menyakitkan. Tapi semua yang menyakitkan pasti berakhir dengan senyuman, kebahagiaan. – Because Of You

(Vierevi Vigkacia – Mutiara Rachel)

lucu

Kucing berkelahi udah sering kita lihat, tapi kalau sampai pake ilmu melayang dan terbang, mungkin menarik untuk kita lihat. Contohnya seperti foto di bawah ini, dua kucing rumahan ini sungguh mahir dalam ilmu bela diri, jika dalam film laga aksi, mereka sudah pasti adalah aktornya. Yuk, sama-sama kita lihat aksi pertarungan hewan antar kedua kucing di bawah ini.

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

Pertarungan Kucing Versi Gokil
tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

tarung kucing berkelahi

telur-telur yang ekspresif layaknya manusia (16 foto)

Satu kata untuk hasil karya seni yang kreatif ini yaitu KEREN! hanya dari sebuah telur, sedikit polesan tinta, kreatifitas dan ditambah dengan sedikit imajinasi menghasilkan karya seni yang sungguh hidup. Lihat saja foto telur-telur di bawah ini, mereka bukan telur lagi, bahkan lebih dari itu. Aku rasa mereka (baca: telur-telur di bawah) lebih cocok dikatakan sebagai mahluk hidup dari planet lain yang menyerupai telur, karena saking hidupnya hehehe...

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren

foto telur keren